Kotoran/ feses ayam, merupakan
salah satu hasil dari peternakan ayam yang terkadang masih
dikesampingkan, jika dicermati dan dimaknai bahwa sektor peternakan
merupakan mata rantai dari program integrited farming. maka pemanfaatan
limbah peternakan seharusnya menjadi sorotan bagi para peternak untuk
mewujudkan integrited farming secara luas, selain itu pengolahan kotoran
ayam untuk menjadi pupuk kandang pun memiliki nilai ekonomis yang tidak
dapat dipandang sebelah mata melihat kebutuhan dari para petani akan
pupuk.
Umumnya pembuatan pupuk kandang dilakukan dengan cara menyimpan atau
menimbun kotoran hewan selama sekitar 3 bulan. Namun pembuatan pupuk
kandang ini sebenarnya dapat dipercepat proses
penguraiannya dengan penambahan bio-aktivator sebagai bahan pemacu
mikroorganisme.
Tahap pembuatan pupuk kandang adalah sebagai berikut :
Bahan-bahan yang digunakan
Bahan-bahan yang digunakan
- kotoran hewan 1 ton,
- bio-aktivator 1 liter,
- molase (larutan gula) 1 liter,
- air sumur 100 l.
Alat-alat yang digunakan
- karpet atau terpal plastik,
- cangkul,
- sarung tangan,
- ember,
- termometer.
Cara pembuatan pupuk kandang
- tentukan lokasi pembuatan pupuk kandang kemudian tempat tersebut dibersihkan. Diusahakan alas tempat pembuatan pupuk kandang terbuat dari lantai atau alas plastik,
- dibuat galangan atau sekat disekeliling kotoran hewan agar air atau rembesan air tidak masuk ke kotoran hewan,
- dicampur atau disiram kotoran hewan dengan campuran air, bio-aktivator dan molase, kemudian diaduk merata,
- dihamparkan bahan kotoran hewan tadi di atas lantai dengan ketinggian tumpukan 15-20 cm dan dibuat segi empat atau persegi panjang,
- mengingat pembuatan pupuk kandang ini secara anaerobik, tutup bahan kotoran hewan dengan plastik atau terpal. Suhu ideal proses pembuatan pupuk kandang ini adalah 50-60 derajat Celcius dan jika suhu lebih maka dibuka terpal sewaktu-waktu untuk menurunkan suhu,
- dibiarkan proses penguraian berlangsung selama 7-14 hari,
- setelah itu, diperiksa kotoran hewan apakah sudah matang dengan ciri tidak lagi berbau tajam, terasa dingin dipegang dan warnanya gelap,
- jika sudah berciri-ciri seperti itu maka dapat dikatakan sudah menjadi pupuk kandang,
- dibuka terpal penutupnya dan pupuk kandang diaduk merata,
- dikeringkan di bawah sinar matahari untuk proses pengeringan, dikeringkan selama 2 hari dengan sinar matahari penuh tidak mendung atau pupuk kandang sudah berkadar air 30 %,
- diayak pupuk kandang untuk membuang partikel kasar atau besar,
- pupuk kandang sudah siap digunakan.
Perlu diingat bahwa kotoran hewan bukanlah pupuk kandang namanya jika belum terjadi proses penguraian atau dekomposasi pada kotoran hewan tersebut. Proses dekomposasi baru terjadi jika kotoran hewan ditimbun atau disimpan 3 bulan atau dipercepat prosesnya dengan bio-aktivator, baru kemudian dapat digunakan sebagai pupuk tanaman.
KOMPOSISI UNSUR HARA KOTORAN DARI BERBAGAI JENIS TERNAK
Jenis Ternak | Kadar Hara (%) | |||
Nitrogen | Phospor | Kalium | air | |
Kuda
- padat
- cair
|
0.55
1.40
|
0.30
0.02
|
0.40
1.60
|
75
90
|
Sapi
- padat
- cair
|
0.40
1.00
|
0.20
0.50
|
0.10
1.50
|
85
92
|
Kerbau
- padat
- cair
|
0.60
1.00
|
0.30
0.15
|
0.34
1.50
|
85
92
|
Kambing
- padat
- cair
|
0.60
1.50
|
0.30
0.13
|
0.17
1.80
|
60
85
|
Domba
- padat
- cair
|
0.75
1.35
|
0.50
0.05
|
0.45
2.10
|
60
85
|
Ayam
- padat
- cair
|
1.00
1.00
|
0.80
0.80
|
0.40
0.40
|
55
55
|
sumber :http://www.ayamkampung.org
Bagaimana Prospek Ayam Kampung?
Tentunya Anda sudah tidak asing lagi apabila mendengar istilah “Ayam
Kampung”. Jenis ayam ini sudah dikenal sejak dahulu oleh seluruh lapisan
masyarakat Indonesia baik di kota maupun di desa. Produk utama dari
ayam kampung berupa daging dan telur merupakan bahan makanan
sumber protein hewani. Konsumen ayam kampung sangat luas, dari agama
apapun tidak ada larangan, dari mulai anak-anak sampai dengan orang tua.
Produk ayam tersebut mempunyai nilai gizi yang tinggi, harganya relatif
murah, dapat diolah dengan berbagai cara masakan dan rasanya enak
sehingga sangat digemari oleh konsumen.
Ayam kampung merupakan salah satu jenis ayam buras (bukan ras). Jenis
ayam ini dapat dibedakan dari ayam ras berdasarkan warna bulunya yang
sangat beragam, mulai dari warna putih, kuning, kemerahan, hitam,
abu-abu dan yang paling banyak adalah kombinasi dari warna-warna
tersebut. Selain itu, bentuk badan ayam kampung relatif lebih kecil dan
penampilannya lebih lincah. Pada umur yang sama, jenis ayam ini
mempunyai bobot badan yang lebih rendah dari pada ayam ras. Memang,
salah satu ciri khas ayam kampung adalah sifat genetisnya yang tidak
seragam seperti warna bulu, ukuran tubuh dan kemampuan produksinya.
Namun, dengan keragaman genetis ini memudahkan ayam kampung untuk
dilakukan persilangan seperti halnya ayam kampung yang saat ini
dikembangkan di Departemen Agribisnis Peternakan, merupakan hasil
persilangan dari beberapa jenis ayam kampung yang ada di Indonesia.
Perkembangan ayam kampung di Indonesia sangat pesat dan telah banyak
dipelihara baik oleh peternak maupun masyarakat umum sebagai usaha untuk
pemanfaatan pekarangan, pemenuhan gizi keluarga, menyalurkan hobi,
peningkatan pendapatan dan bahkan sebagai usaha komersial. Pada umumnya,
dahulu ayam kampung dipelihara secara tradisional (ekstensif), yaitu
ayam dilepas begitu saja, tanpa disediakan kandang, pakan dan air minum
oleh peternak. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, ayam kampung mulai dibudidayakan dan dikembangkan baik secara
semi intensif maupun intensif. Pemeliharaan ayam kampung secara semi
intensif dilakukan dengan cara ayam pada pagi hari setelah diberi makan
dilepas, baru kemudian pada sore hari masuk ke dalam kandang. Sedangkan
pemeliharaan secara intensif dilakukan dengan cara ayam dikandangkan
sepanjang hari, semua aktivitas dibawah pengelolaan peternak.
Pemeliharaan ayam kampung secara intensif dapat meningkatkan
produksi, mencegah wabah penyakit, memudahkan dalam tatalaksana
pemeliharaan dan kontrol produksi. Pada saat ini ayam kampung dapat
dipelihara seperti ayam ras pedaging, baik pengelolaan kandangnya,
pemberian pakan dan air minumnya, penanganan kesehatan-nya,
pencatatannya maupun pemanenannya. Dahulu untuk memperoleh ayam kampung
dengan berat badan sekitar 1 kg diperlukan waktu minimal 3 bulan, namun
sekarang cukup 9-10 minggu (63-70 hari). Kandang yang diperlukan untuk
1.000-1.500 ekor dengan luasan 108 m2 (18 m x 6 m), terdiri dari 15 m x 6 m untuk ayam, 3 m x 6 m untuk gudang.
Bagaimana Perhitungan Ekonomi Ayam Kampung Pedaging?
Berdasarkan pengalaman di lapangan, usaha ayam kampung menguntungkan.
Perhitungan ekonomi usaha ayam kampung pedaging per ekor selama 9
minggu pemeliharaan di Probolinggo pada kondisi Maret 2014 sebagai berikut :
No.
|
Komponen
|
Jumlah
|
A.
|
Biaya Pemeliharaan : | |
1. DOC : Rp 6.000,-/ekor |
Rp 6.000,-
|
|
2. Pakan : 2,5 kg x Rp 5.200,- |
Rp 13.000,-
|
|
3. Operasional |
Rp 1.500,-
|
|
a. Kandang ……………… Rp 300,- | ||
b. Litter (sekam padi) …… Rp 150,- | ||
c. Pemanas ……………… Rp 200,- | ||
d. Vitamin, vaksin, obat-obatan Rp 600,- | ||
e. Tenaga kerja ………….. Rp 250,- | ||
Total Biaya Pemeliharaan |
Rp 20.500,-
|
|
B.
|
Hasil penjualan : 1 kg x Rp 25.000,- |
Rp 25.000,-
|
Selisih |
Rp 4.500,-
|
Bagaimana Teknik Pemeliharaan Ayam Kampung Pedaging?
Pemeliharaan ayam kampung pedaging terdiri dari beberapa aktivitas, yaitu :
A. Menyiapkan kandang dan peralatannya
Cara menyiapkan kandang dan peralatannya sebagai berikut :
1. Menghitung kebutuhan kandang dan peralatannya.
Apabila menggunakan tempat pakan – tempat minum kecil (kapasitas 5 kg
pakan – 5 liter air), maka tempat pakan – tempat minum yang diperlukan
masing-masing 2 buah/100 ekor ayam. Sedangkan apabila menggunakan tempat
pakan – tempat minum besar (kapasitas 7 kg pakan – 7 liter air)
diperlukan masing-masing 30 buah/1.000 ekor. Untuk populasi 1.000 –
1.500 ekor pemanas gas yang diperlukan 2 buah, tabung 2 buah. Selama
sekitar 10 hari dengan kandang indukan, gas yang dihabiskan 4 tabung.
Sekam yang diperlukan 50 – 60 karung.
2. Melakukan sanitasi kandang, peralatan dan lingkungannya.
Sebelum DOC datang (2 minggu), kandang dan peralatannya dibersihkan,
disikat dengan air sabun, kemudian disemprot menggunakan larutan
desinfektan. Seminggu sebelum DOC datang kandang dilabur menggunakan
kapur gamping, kemudian sehari sebelum DOC datang penyemprotan diulang
lagi dengan larutan desinfektan. Selain kandang dan peralatan kandang
yang digunakan, juga dibersihkan dengan jalan mencucihamakan.
3. Membuat kandang indukan (brooding)
a. Buat lingkaran, bahan yang digunakan bisa seng atau terpal. Hitung diameter lingkaran dengan kepadatan DOC 50 ekor/m2 .Sebagai patokan, lingkaran yang dibuat dengan jari-jari 2,5 m atau diameter 5 m untuk 1.000 ekor/1.200 ekor. Tingg pembatas (chick guard) sekitar 45 – 60 cm. Brooding dapat berbentuk lingkaran, dapat pula berbentuk persegi.
b. Pasang sekam
Setelah brooding ring siap, taburkan sekam di atas lantai dengan ketebalan sekitar 3 cm, pemberiannya secara bertahap.
c. Pasang pemanas
Beberapa pemanas yang dapat digunakan antara lain gas, batu bara, serbuk gergaji.
B. Menerima kedatangan DOC (Day Old Chick)
Beberapa aktivitas yang dilakukan pada saat DOC ayam kampung datang :
1. Menurunkan box DOC dari kendaraan untuk dibawa masuk ke dalam kandang.
Sebelum DOC diturunkan, pastikan bahwa box DOC dalam kondisi utuh dan
terjamin keasliannya. Hitung jumlah box DOC sesuai dengan pesanan, baru
kemudian dibawa masuk ke dalam kandang dengan cara hati-hati sehingga
DOC aman, nyaman dan selamat.
2. Menimbang DOC
Untuk mengetahui rata-rata bobot badan DOC, dapat dilakukan dengan cara menimbang sampel DOC dalam box.
3. Menyeleksi dan menghitung jumlah DOC
DOC ayam kampung diturunkan dari dalam box sambil diseleksi atau
dipilih dan dihitung (102 ekor/ box). Biasanya DOC yang dipasarkan,
sebelumnya sudah dilakukan seleksi terlebih dahulu, sehingga jarang
sekali ditemui DOC yang tidak baik. Namun demikian tak ada salahnya jika
mengetahui ciri-ciri DOC yang baik, yaitu sehat, tidak cacat, berdiri
tegak, gerakan aktif dan lincah, ukuran tubuh normal, mata bersinar
cerah, paruh baik, pusar kering, bersih, kloakan terbuka, kering bersih.
4. Menghitung rata-rata bobot badan DOC ayam kampung
Untuk mengetahui rata-rata bobot badan DOC ayam kampung dilakukan dengan cara:
a. Timbang Box berisi DOC, catat hasilnya.
b. Timbang box kosong, catat hasilnya.
c. Hitung rata-rata berat badan DOC dengan cara menghitung selisih
berat box berisi DOC dengan box kosong dibagi dengan jumlah DOC.
Rata-rata berat badan DOC (g/ekor) = Berat box berisi DOC – Berat box
Jumlah DOC
5. Memberi air minum dan pakan DOC ayam kampung yang baru datang
Setelah DOC dimasukkan ke dalam kandang indukan (brooding),
kemudian diberi air minum dan pakan. Air minum yang diberikan dicampur/
ditambah dengan air gula sebanyak 5 gram/liter atau vitamin sebanyak 5
gram/10 liter atau 20 gram/ 40 liter air (1 : 2). Hal ini dimaksudkan
untuk mengurangi stress DOC yang diakibatkan dalam perjalanan. Pakan
yang diberikan adalah pakan prestarter broiler.
6. Menyalakan pemanas (brooder)
Apabila menggunakan pemanas gas, nyalakan dengan cara menyulut dengan kertas.
7. Mengontrol kondisi DOC
Anak ayam memerlukan suhu yang ideal untuk pertumbuhannya.
Tabel 1. Rekomendasi Suhu Dalam Kandang Indukan Ayam Kampung
Umur Ayam Kampung (hari)
|
Suhu (0C)* Probolinggo
|
Suhu (0C)**Blitar
|
0 – 3
|
30 – 33
|
35
|
4 – 7
|
29 – 31
|
35
|
8 – 14
|
27 – 30
|
28 – 30
|
15 – 21
|
25 – 28
|
25
|
22 – 30
|
24 – 26
|
25
|
Untuk mengetahui DOC dalam keadaan nyaman atau tidak nyaman dapat
dilakukan dengan cara mengamati atau memperhatikan kondisi DOC.
- Panas cukup, anak ayam akan menyebar ke dalam kandang.
- Terlalu panas, anak ayam akan menjauh dari pemanas.
- Kurang panas, anak ayam akan mendekat ke pemanas.
- Ada gangguan, anak ayam akan berada pada satu tempat secara berkelompok.
C. Memberi pakan dan air minum
Cara pemberian pakan ayam kampung pedaging sebagai berikut :
1. Pakan yang diberikan adalah pakan prestarter broiler berbentuk fine crumble (< 2 minggu) dan starter broiler berbentuk crumble (> 2 minggu – panen).
2. Pemberian pakan secara ad libitum artinya ransum selalu tersedia sepanjang hari. Pengisian tempat pakan sebaiknya 1/3 – 2/3.
3. Tempat pakan harus selalu dalam keadaan bersih, minimal satu hari sekali dibersihkan.
Cara pemberian air minum ayam kampung pedaging sebagai berikut :
1. Air minum yang diberikan hendaklah memenuhi persyaratan kesehatan, yaitu bersih, tidak berwarna, tidak mengandung racun.
2. Air minum selalu tersedia sepanjang hari, pengisian tempat air minum sebaiknya 2/3.
3. Tempat air minum harus selalu dalam keadaan bersih, minimal satu hari sekali dibersihkan.
D. Menjaga Kesehatan
Menjaga kesehatan ayam kampung dapat dilakukan dengan cara melakukan
pencegahan terhadap ayam agar tetap sehat dan mengobati ayam apabila
terserang penyakit. Pencegahan terhadap penyakit ayam kampung dapat
dilakukan dengan cara sanitasi, isolasi dan vaksinasi.
1. Sanitasi
Sanitasi merupakan kegiatan usaha penjagaan kesehatan melalui
kebersihan. Sanitasi kadang, peralatan dan lingkungannya bertujuan agar
kandang dan peralatan tetap bersih, bebas hama, mencegah penyakit
yang mungkin ditimbulkan dari pemeliharaan pada periode
sebelumnya. Dengan tindakan sanitasi tersebut diharapkan kandang dan
ayam dapat terjaga kesehatannya sehingga tingkat kematian ayam karena
penyakit dapat dicegah sehingga tidak terjadi penurunan produksi.
Kegiatan sanitasi yang perlu dilakukan meliputi :
- Pembersihan terhadap kotoran ayam.
- Menjaga alas kandang (litter) tetap kering.
- Pencucian terhadap tempat pakan dan air minum
- Kebersihan terhadap pakan dan air minum agar tidak tercampur dan tercemar oleh penyakit.
- Mencucihamakan (mendesinfektant) kandang
- Membuang segera ayam yang telah mati
2. Isolasi
Isolasi yaitu pemisahan ayam yang sakit dari yang sehat.
Tujuannya untuk menghindari penularan penyakit dari ternak yang
sakit ke ternak yang sehat dan memudahkan pengobatan. Ayam sakit
harus ditempatkan dalam kandang tersendiri atau kandang karantina yang
jauh dari ayam sehat. Kegiatan isolasi antara lain :
- Tidak memelihara ayam yang berbeda umur dalam satu kandang ternak.
- Para pengunjung atau tamu tidak diperbolehkan masuk ke dalam kandang.
- Gudang untuk litter dan peralatan lain ditempatkan sejauh mungkin dari kandang.
- Menjaga jangan sampai burung dari luar, lalat, tikus dan binatang lainnya dapat masuk dan mengganggu ayam ayam.
- Jika ternak yang diisolasi sudah sehat dapat dicampurkan lagi ke dalam kandang ternak yang sehat.
3. Vaksinasi
Vaksinasi yaitu usaha untuk memberikan kekebalan pada ayam terhadap
penyakit tertentu. Sedangkan vaksin adalah suatu produk biologi yang
berisi sejumlah mikroorganisme sebagai penyebab suatu penyakit.
Vaksinasi umumnya dilakukan untuk mencegah serangan penyakit yang
disebabkan virus. Vaksin dapat berisii antara lain :
- Virus hidup (Vaksin aktif) adalah vaksin yang berisi virus hidup yang telah dilemahkan, akan tumbuh dan berkembang biak didalam tubuh ternak.
- Vaksin mati (Vaksin inaktif) adalah vaksin yang berisi virus atau bibit penyakit
Mikroorganisme dalam vaksin akan mati apabila disimpan pada suhu
panas atau terkena sinar matahari langsung. Perlu diperhatikan saat
pengangkutan, waktu penyimpanan dalam suhu rendah (2-8ºC) dan sampai
saat vaksin digunakan. Ayam hanya dapat membentuk kekebalan tubuh
dengan dosis vaksin yang telah ditetapkan. Kebutuhan vaksinasi untuk
masing-masing daerah berlainan, dan pada umumnya vaksin yang
diperlukan adalah vaksin ND. Vaksinasi hanya dapat dilakukan untuk
ayam yang sehat saja dan disesuaikan dengan umurnya.
Program vaksinasi yang dilakukan untuk ayam kampung pedaging dengan menggunakan vaksin (aktif + inaktif) sebagai berikut :
- Umur 4 hari, vaksin ND IB melalui tetes dan 0.3 cc ND AI dengan injeksi dibawah kulit (Sub Cutan)
- Umur 12 hari, vaksin gumboro (IBD) melalui air minum.
Beberapa hal yang harus diperhatikan apabila melakukan vaksinasi melalui air minum, antara lain :
- Kosongkan tempat minum 1 – 2 jam sebelum melakukan vaksinasi atau dipuasakan.
- Bersihkan tempat minum dari segala kotoran, tetapi jangan menggunakan bahan sanitasi atau desinfektan, karena kedua bahan tersebut dapat melemahkan bahkan mematikan efektivitas atau aktivitas vaksin.
- Untuk membuat larutan vaksin harus digunakan air bersih dan tempat mencampurnya dari plastik yang bersih.
- Penyimpanan dan penggunaan vaksin harus hati-hati.
- Simpanlah pada suhu yang dianjurkan dan hindarkan dari panas atau sinar matahari langsung
- Jangan menggunakan vaksin yang sudah lewat batas penggunaan atau kadaluwarsa.
- Berikan dengan dosis yang sudah ditentukan
- Bakarlah atau musnahkan semua sisa dan kemasan vaksin
- Berikan tempat minum yang cukup, sehingga semua ayam mendapat minum.
- Bila air yang mengandung vaksin sudah habis, segera tambahkan air minum yang masih segar.
- Umur 36 hari, vaksin ND AI dengan injeksi intra muskular.
- E. Melakukan Pencatatan
Pencatatan merupakan kegiatan pengadminis-trasian dalam usaha
peternakan ayam kampung yang sangat diperlukan dalam usaha peternakan
tersebut. Manfaat dari pencatatan adalah dapat memantau semua kegiatan
teknis usaha, dapat mengetahui tingkat keberhasilan atau kegagalan usaha
dan dapat untuk melakukan evaluasi serta tindak lanjut pengembangan
usaha tersebut.
Format Recording dapat diperoleh dari suatu industri/perusahaan peternakan dan dapat dibuat sendiri. Biasanya recording berisi :
- Nama farm
- Penanggung jawab farm
- Identitas kandang, dapat berupa nama kandang atau nomor kandang
- Tanggal penerimaan DOC
- Tanggal menetas DOC
- Strain/jenis/galur
- Jumlah DOC
- Rata-rata Berat Badan (BB) DOC
- Waktu (minggu dan hari)
- Jumlah populasi ayam (ayam mati, ayam hidup)
- Jenis dan jumlah pakan yang diberikan
- Jenis dan dosis vitamin, obat-obatan dan vaksin yang diberikan
- Rata-rata BB mingguan (g/ekor)
- Jumlah ayam yang dipanen
- Rata-rata BB akhir.
- F. Melakukan Pemanenan
Ada 4 faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan waktu pemanenan
ayam pedaging, yaitu : bobot badan akhir, lama pemeliharaan, harga
jual dan kesehatan ayam. Apabila ayam yang dipelihara didalam
pakannya dengan campuran/ tambahan antibiotik, maka 1 – 2 minggu
sebelum dipanen hendaknya pemberian antibiotik ini dihentikan. Hal ini
dikhawatirkan penggunaan antibiotik yang berlebihan akan berpengaruh
terhadap daging ayam. Bila daging ayam ini dikonsumsi manusia
dikhawatirkan akan terjadi penimbunan sedikit demi sedikit yang akhirnya
dapat mengganggu kesehatan manusia. Meskipun sebenarnya hal tersebut
masih sulit untuk dibuktikan akan kebenarannya.
Pada saat ayam dipanen, ada 2 hal yang perlu diperhatikan, yaitu
cara penangkapan dan pengangkutannya. Untuk mendapatkan hasil yang baik
ada beberapa hal yang dapat digunakan sebagai pedoman, yaitu
- Peralatan kandang dikeluarkan terlebih dahulu, sehingga memudahkan dalam penangkapn ayam, kemudian kawat sekat.
- Hindarkan perlakuan kasar
- Sebagai tempat menarik ayam sebaiknya digunakan tempat (krat) yang tidak melukai ayam
- Dalam setiap pengangkutan hendaklah secukupnya saja tidak terlalu padat.
- G. Mengevaluasi Hasil Produksi
Mengevaluasi hasil usaha/produksi ayam kampung merupakan suatu
aktivitas yang sangat penting sebagai pengawasan atau kontrol terhadap
berjalannya sistem pengelolaan dalam suatu usaha peternakan ayam
kampung. Pengawasan ini meliputi semua aktivitas baik teknis maupun non
teknis (finansial) yang dapat dilakukan secara periodik.
Untuk mengontrol produksi secara efektif perlu menghitung hasil teknis sebagai berikut :
1. Mortalitas (%)
Total Mortalitas merupakan hasil perhitungan jumlah ayam yang mati selama satu periode pemeliharaan.
Total ayam mati
= ¾¾¾¾¾¾¾¾¾¾ x 100%
Jumlah DOC awal masuk
2. Rata-rata Konsumsi Pakan (kg/ekor)
Rata-rata konsumsi pakan merupakan hasil perhitungan total pakan yang
dihabiskan selama satu periode pemeliharaan dibagi dengan total ayam
panen.
Total konsumsi pakan selama periode pemeliharaan
= ¾¾¾¾¾¾¾¾¾¾¾¾¾¾¾¾¾¾¾
Total ayam panen
3. Rata-rata Berat Badan Akhir (g/ekor atau kg/ekor)
Rata-rata berat badan akhir merupakan hasil perhitungan total berat badan ayam saat panen dibagi dengan total ayam panen.
Total berat badan ayam saat panen
= ¾¾¾¾¾¾¾¾¾¾¾¾¾
Total ayam panen
Hasil perhitungan tersebut dibandingkan dengan standar performans ayam kampung.
Tabel 2. Standar Rata-rata Performans Ayam Kampung Umur 63 hari
No.
|
Performans Ayam kampung
|
Target
|
1.
|
Kematian |
2 – 3%
|
2.
|
Konsumsi Pakan |
2,23 kg
|
3.
|
Berat Badan Jantan |
1,0 – 1,2 kg
|
4.
|
Berat badan Betina |
0,7 – 0,9 kg
|
PROGRAM PEMELIHARAAN
USAHA TERNAK AYAM KAMPUNG SUPER
USAHA TERNAK AYAM KAMPUNG SUPER
A. Persiapan Kandang
1.
Kandang dalam keadaan bersih dari kotoran.
2. Cuci kandang dengan menggunakan air sabun, bersihkan dengan air bersih, setelah itu lakukan pengapuran.
3. Setelah kering semprot kandang dengan menggunakan disinfektan.
4. Tempat makan dan minum harus dalam keadaan bersih & steril.
5. Apabila kandang sudah pernah digunakan, istirahatkan kandang selama 2 minggu.
2. Cuci kandang dengan menggunakan air sabun, bersihkan dengan air bersih, setelah itu lakukan pengapuran.
3. Setelah kering semprot kandang dengan menggunakan disinfektan.
4. Tempat makan dan minum harus dalam keadaan bersih & steril.
5. Apabila kandang sudah pernah digunakan, istirahatkan kandang selama 2 minggu.
B.
Pemeliharaan
Minggu
|
Jumlah
ayam per m²
|
Pengaturan
tirai
|
1
|
70
– 80
|
Tertutup
penuh
|
2
|
50
– 60
|
Terbuka
1/3
|
3
|
30
– 40
|
Terbuka
2/3
|
4
|
25
– 30
|
Terbuka
penuh
|
5
|
20
– 25
|
Terbuka
penuh
|
6
|
16
– 18
|
Terbuka
penuh
|
Keterangan:
1. Pengaturan buka / tutup tirai untuk menjaga kualitas udara di dalam kandang.
2. Lakukan pembukaan tirai pada pagi hari, dan ditutup pada sore hari.
3. Pengaturan tirai menyesuaikan dengan kondisi lingkungan kandang.
1. Pengaturan buka / tutup tirai untuk menjaga kualitas udara di dalam kandang.
2. Lakukan pembukaan tirai pada pagi hari, dan ditutup pada sore hari.
3. Pengaturan tirai menyesuaikan dengan kondisi lingkungan kandang.
C.
Pembuatan Brooder
Contoh
brooder :
Keterangan :
1.
Brooder dapat berbentuk lingkaran atau persegi.
2. Pengaman menggunakan seng setinggi 60 cm.
3. Tempat makan berjumlah 12 buah per 1000 ekor.
4. Tempat minum berjumlah 6 buah per 1000 ekor.
5. Penempatan masing-masing peralatan dapat mengacu pada gambar diatas.
2. Pengaman menggunakan seng setinggi 60 cm.
3. Tempat makan berjumlah 12 buah per 1000 ekor.
4. Tempat minum berjumlah 6 buah per 1000 ekor.
5. Penempatan masing-masing peralatan dapat mengacu pada gambar diatas.
D. Persiapan
chick in
1.
Pastikan jadwal kedatangan DOC.
2. Persiapkan semua peralatan.
3. Hidupkan pemanas minimal 3 jam sebelum DOC masuk.
4. Siapkan air minum dengan ditambahkan gula 40 gram/liter air.
2. Persiapkan semua peralatan.
3. Hidupkan pemanas minimal 3 jam sebelum DOC masuk.
4. Siapkan air minum dengan ditambahkan gula 40 gram/liter air.
E. Chick
In
1.
Periksa kondisi DOC. DOC yang ideal adalah :
a. Berat 36-40 gr/ekor.
b. Mata bersinar.
c. Bulu bersih.
d. Lincah.
e. Dubur bersih.
f. Tidak cacat.
g. Pusar bersih, tidak ada tonjolan.
2. Siapkan minum.
3. Masukkan DOC ke dalam brooder dengan hati-hati.
4. Pisahkan DOC yang cacat.
5. Berikan pakan.
6. Periksa suhu didalam brooder.
a. Berat 36-40 gr/ekor.
b. Mata bersinar.
c. Bulu bersih.
d. Lincah.
e. Dubur bersih.
f. Tidak cacat.
g. Pusar bersih, tidak ada tonjolan.
2. Siapkan minum.
3. Masukkan DOC ke dalam brooder dengan hati-hati.
4. Pisahkan DOC yang cacat.
5. Berikan pakan.
6. Periksa suhu didalam brooder.
Keterangan :
A.
Panas cukup
B. Panas kurang
C. Terlalu panas
D. Panas tidak merata
B. Panas kurang
C. Terlalu panas
D. Panas tidak merata
Tabel suhu brooder
Umur
|
Suhu
|
Kelembaban
|
0
– 3 hari
|
31
– 33
|
55
– 60
|
4
– 7 hari
|
31
– 32
|
55
– 60
|
8
– 14 hari
|
28
– 30
|
55
– 60
|
15
– 21 hari
|
26
– 28
|
55
– 65
|
≥ 22 hari
|
25
– 26
|
60
– 70
|
F. Pakan
1.
Pemberian pakan pada masa awal pemeliharaan 1-10 hari sebaiknya lebih dari 2
kali pemberian sekaligus untuk
pengecekan
kondisi ayam dan suhu kandang.
2. Pemberian pakan lebih dari 2 kali dapat meningkatkan nafsu makan ayam.
3. Cek kondisi pakan, jangan berikan pakan yang berbau dan jamuran.
4. Jangan gunakan pakan basah, walaupun dapat meningkatkan nafsu makan ayam. Pakan yang basah dapat menimbulkan
2. Pemberian pakan lebih dari 2 kali dapat meningkatkan nafsu makan ayam.
3. Cek kondisi pakan, jangan berikan pakan yang berbau dan jamuran.
4. Jangan gunakan pakan basah, walaupun dapat meningkatkan nafsu makan ayam. Pakan yang basah dapat menimbulkan
jamur yang
berbahaya bagi ayam.
5. Tempatkan wadah makan secara merata.
6. Cuci secara berkala dan semprot dengan disinfektan untuk mencegah adanya bakteri pada wadah pakan.
7. Kebutuhan protein pada masa starter (1-21 hari) adalah 20-22%, dan umur ≥ 22 hari protein 19-21%.
5. Tempatkan wadah makan secara merata.
6. Cuci secara berkala dan semprot dengan disinfektan untuk mencegah adanya bakteri pada wadah pakan.
7. Kebutuhan protein pada masa starter (1-21 hari) adalah 20-22%, dan umur ≥ 22 hari protein 19-21%.
Tabel konsumsi pakan
Keterangan
|
Umur ayam (dalam minggu)
|
|||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
|
Konsumsi
pakan per ekor /hari
|
11
|
19
|
27
|
35
|
41
|
47
|
52
|
56
|
Bobot
ayam di akhir minggu
|
75
|
135
|
240
|
360
|
470
|
585
|
710
|
850
|
G. Penyakit
1.
Pullorum (berak kapur)
Ciri-ciri : Berak berwarna putih seperti pasta gigi,Ayam lemas,Kedinginan
2. Korisa (snot)
Ciri-ciri : Pilek,Muka bengkak
3. CRD (ngorok)
Ciri-ciri : Ngorok,Kantong udara keruh
4. Koksidiosis (berak darah)
Ciri-ciri : Berak berwarna merah,Nafsu makan berkurang,Nafsu minum bertambah
5. Kolera (berak hijau)
Ciri-ciri : Berak berwarna hijau,Sulit bernafas,Muka dan jengger membengkak
6. Cacingan
Ciri-ciri : Ayam terlihat kurus,Berak bercampur darah
Ciri-ciri : Berak berwarna putih seperti pasta gigi,Ayam lemas,Kedinginan
2. Korisa (snot)
Ciri-ciri : Pilek,Muka bengkak
3. CRD (ngorok)
Ciri-ciri : Ngorok,Kantong udara keruh
4. Koksidiosis (berak darah)
Ciri-ciri : Berak berwarna merah,Nafsu makan berkurang,Nafsu minum bertambah
5. Kolera (berak hijau)
Ciri-ciri : Berak berwarna hijau,Sulit bernafas,Muka dan jengger membengkak
6. Cacingan
Ciri-ciri : Ayam terlihat kurus,Berak bercampur darah
PROGRAM VAKSINASI &
PEMBERIAN VITAMIN
UMUR
|
OBAT ATAU VAKSIN YANG DIBERIKAN
|
TUJUAN
|
1
|
Air
gula merah
|
Tambahan
energi
|
2
dan 3
|
Therapy
/ Trimezyn
|
Mencegah
Coryza, Fowl cholera, Colibacillosis,
Pullorum, CRD ( Chronic Respiratory Disease )
|
4
|
Vaksin
ND IB
|
Mencegah penyakit ND
( Newcastle Disease ) dan IB
( Infectious Bronchitis )
|
5
sampai 9
|
Vitamin
/ Probiotik
|
Mencegah
stress dan memacu pertumbuhan
|
10
|
Vaksin
GUMBORO A
|
Mencegah
penyakit gumboro
|
11
dan 12
|
Vitamin
/ Probiotik
|
Mencegah
stress setelah vaksinasi
|
13
– 15
|
Air
putih
|
Mengoptimalkan
metabolisme ternak
|
16
– 18
|
Tyfural
/ Doxyvet
|
Mencegah
CRD dan Kolera
|
21
|
Vaksin
ND LASOTA
|
Mencegah penyakit ND
( Newcastle Disease )
|
22
dan 23
|
Vitamin
/ Probiotik
|
Mencegah
stress setelah vaksinasi
|
24
– 25
|
Air
putih
|
Mengoptimalkan
metabolisme ternak
|
26
dan 27
|
Vitamin
/ Probiotik
|
Mencegah
stress
|
28
|
Vaksin
GUMBORO B
|
Mencegah
penyakit gumboro
|
29
– 30
|
Vitamin
/ Probiotik
|
Mencegah
stress dan memacu pertumbuhan
|
31
|
Vermixon
|
Mencegah
penyakit cacingan
|
31
dan 33
|
Air
putih
|
Mengoptimalkan
metabolisme ternak
|
34
– 36
|
Vitamin
/ Probiotik
|
Mengoptimalkan
metabolisme ternak
|
37
– 39
|
Neobro
/ Broiler Vita
|
Menambah
nafsu makan
|
40
– 42
|
Vitamin
/ Probiotik
|
Mengoptimalkan
metabolisme ternak
|
43
– 45
|
Air
putih
|
Mengoptimalkan
metabolisme ternak
|
46
– 48
|
Coxy
|
Mencegah
Koksidiosis dan Kolera
|
49
– 50
|
Neobro
/ Broiler Vita
|
Menambah
nafsu makan
|
51
– 53
|
Coxy
|
Mencegah
Koksidiosis dan Kolera
|
54
- seterusnya
|
Neobro
/ Broiler Vita
|
Menambah
nafsu makan
|
Keterangan
:
1. Sebelum vaksin puasakan minum selama kurang lebih 2 – 3 jam.
2. Setelah vaksin habis selama 2 jam, penggantian air minum dicampurkan dengan obat anti stress.
3. Campurkan vaksin dengan medimilk untuk hasil vaksin yang lebih optimal (pada pemberian vaksin minum).
4. Hindarkan vaksin dari panas matahari.
5. Buang botol vaksin jauh dari lokasi peternakan.
1. Sebelum vaksin puasakan minum selama kurang lebih 2 – 3 jam.
2. Setelah vaksin habis selama 2 jam, penggantian air minum dicampurkan dengan obat anti stress.
3. Campurkan vaksin dengan medimilk untuk hasil vaksin yang lebih optimal (pada pemberian vaksin minum).
4. Hindarkan vaksin dari panas matahari.
5. Buang botol vaksin jauh dari lokasi peternakan.